WAKATOBI – Badan Pusat Statistik (BPS) Wakatobi merilis hasil pendataan pendataan survei sosial ekonomi nasional pada Bulan Maret 2024 terkait dengan angka kemiskinan di Wakatobi mengalami penurunan yang signifikan sebesar 0.45 % dibanding tahun 2023.
Kepala BPS Wakatobi La Ode Ikhsanuddin Hamid SST MSi mengungkapan, berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS diketahui angka pada tahun 2023 sebesar 14,81% dan menjadi 14,36% pada tahun 2024 ini, hal tersebut dengan mempertimbangkan konsumsi atau pengeluaran sebanyak 540 rumah tangga yang tersebar di Wakatobi.
“ Hasilnya memang ini cukup menggembirakan karena angkanya turun, sebagaimana yang kita ketahui bahwa di masa setelah pandemic kita berusaha untuk bangkit dan alhamdulilah saat ini angka-angka makro kita, yang pertama kemiskinan ini menurun,” ungkapnya.
Kata dia, terkait kemiskinan ektrim yang menjadi fokus pengentasan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi juga mengalami penurunan yang sangat signifikan, dimana tahun 2023 tercatat oleh Tim Pengentasan Kemiskinan Ektrim itu sebanyak 6150 orang atau 5,94 %, turun drastis menjadi 700 orang atau 0,67%.
“ Ini juga tentu saja adalah hal yang sangat prestisius, karena kita menurunkan sampai 5,27%, ini juga bukan pekerjaan yang mudah. Artinya apa, kolaborasi dari seluruh stakeholder sudah terlihat kinerjanya,” katanya
Penurunan drastis angka kemiskinan ekstrim ini salah satu karakteristiknya ialah orang yang sudah tua, manula, rumah tangga tunggal, sehingga tepat jika berikan sentuhan atau bantuan maupun insentif secara langsung. Jika tidak dilakukan maka dipastikan tidak dapat keluar dari kemiskinan ekstrim.
“ Berdasarkan hasil yang kami dapatkan ini sesuai dengan atau ini merupakan salah satu prioritas dari pemda wakatobi untuk menurunkan, utamanya kemiskinan ekstrim. Kita tau bahwa 2020 itu nilainya sampai 8,76% dan di tahun 2024 menjadi 0,67%, tidak gampang,” sambungnya.
Masih Ikhsan, sesuai arahan dari Presiden, kemiskinan ekstrim harus mencapai nol dan Wakatobi telah mencapai itu, sehingga hal ini harus dipertahankan karena jika dilihat indeks kedalaman kemiskinan dari tahun 2023 menurun di 2024, diangka 2,84% adalah kesenjangan yang miskin.
Sebelum menutup, Kepala BPS ini berpesan untuk tetap menjaga kesenjangan kemiskinan, dengan harapan agar orang yang telah keluar dari miskin ekstrim tidak masuk kembali ke miskin ekstrim, bukan hanya menjaga konsumsi namun juga non kosumsinya.
Penulis : Zul Pisani












